Nama : Abhednego Widhitama.
NPM : 10111042.
Kelas : 1KA41.
BAB
II.
Penduduk
Masyarakat dan Kebudayaan.
A.
Pertumbuhan
Penduduk
Penduduk adalah semua
orang yang berdomisili di wilayah geografis suatu daerah selama 6 bulan atau
lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan
menetap.
Rata-rata Pertumbuhan Penduduk adalah angka yang
menunjukan tingkat pertumbuhan penduduk per tahun dalam jangka waktu tertentu.
Angka ini dinyatakan sebagai persentase dari penduduk dasar.
Kepadatan Penduduk adalah banyaknya penduduk per
Kilometer persegi.
Rasio Jenis Kelamin adalah perbandingan antara
banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu
daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dengan banyaknya penduduk
laki-laki untuk 100 orang penduduk perempuan.
Rumah Tangga adalah seorang atau sekelompok orang
yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya tinggal
bersama dan makan dari satu dapur. Yang dimaksud makan dari satu dapur adalah
jika pengurusan kebutuhan sehari-harinya dikelola bersama-sama menjadi satu.
Anggota Rumah Tangga adalah semua orang yang
biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga, baik yang berada dirumah pada
waktu pencacahan maupun yang sementara tidak ada
sumber :
http://www.bolmong.go.id/index.php/component/content/article/38-penduduk-a-tenaga-kerja/50-penduduk-dan-tenaga-kerja.html
Masyarakat (sebagai
terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah
sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi
adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata
"masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak.
Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan
antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu
sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok
orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok
manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran,
perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut,
manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
Masyarakat sering
diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian. Pakar ilmu
sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral
nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang
juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat
industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari
masyarakat agrikultural tradisional.
Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan
struktur politiknya: berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat
masyarakat band, suku, chiefdom, dan masyarakat negara.
Kata society berasal dari bahasa latin, societas,
yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari
kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan
kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap
anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan
bersama.
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat
BUDAYA
Budaya atau kebudayaan
berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak
dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan
budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang
berasal dari kata Latin Colere, yaitu
mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau
bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur"
dalam bahasa Indonesia.
PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan sangat erat
hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski
mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan
oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk
pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang
kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi
yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink,
kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu
pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett
Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan
dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian
mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan
dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat
nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
Hubungan Masyarakat dan Kebudayaan
Kebudayaan itu memiliki
sifat kompleks, banyak seluk beluknya dan merupakan totalitas, merupakan
keseluruhan meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum dan
lain-lain yang diperoleh manusia di dalam masyarakat. Sehingga dapat diketahui
bahwa pencipta kebudayaan adalah manusia. Sedangkan fokus kebudayaan adalah
masyarakat.
Sesuai penjelasan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa antara masyarakat dan kebudayaan memiliki hubungan yang sangat erat. Di
dalam masyarakat, kebudayaan itu di satu pihak dipengaruhi oleh anggota
masyarakat, tetapi di lain pihak anggota masyarakat itu dipengaruhi oleh
kebudayaan, misalnya orang Eropa yang beriklim dingin, terpaksa harus membuat
pakaian tebal.
Di daerah yang banyak kayu mengharuskan masyarakat
untuk membuat rumah dari kayu dan sebagainya. Jika dilihat dari sudut skematik
kebudayaan, kebudayaan itu merupakan hasil dari suatu adat dan tradisi yang
memiliki aturan-aturan mengikat, yang diciptakan oleh beberapa kumpulan
individu sebagai warisan kebudayaan karena faktor tempat tinggal yang mana
hasil dari kebudayaan tersebut dengan sengaja atau tidak, sesungguhnya ada
dalam masyarakat. Dengan hasil budaya itu, manusia kemudian memiliki kehidupan
dan pola kehidupan ini pula dapatlah mempengaruhi cara berpikir dan gerak
sosial, contohnya: kehidupan umat Islam di Jawa Tengah dengan Sumatra Barat
berlain-lain, sebab pola kehidupan mereka juga lain. Hal ini disebabkan adanya
pengaruh kultur (kebudayaan) di daerah itu.
sumber : http://www.pro-ibid.com/content/view/76/3/
B.
Kepribadian.
1. PENGERTIAN
Kepribadian adalah keseluruhan cara di mana seorang individu
bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering
dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh
seseorang.
2. Teori kepribadian psikodinamika
Psikodinamika berfokus pada pergerakan energi psikologis
di dalam manusia, dalam bentuk kelekatan, konflik, dan motivasi.
a. Teori Freud
Sigmund Freud berpendapat bahwa kepribadian terdiri
dari tiga sistem utama: id, ego, dan superego. Setiap tindakan kita merupakan
hasil interaksi dan keseimbangan antara ketiga sistem tersebut.
b. Teori Jung
Carl Jung pada awalnya adalah salah satu sahabat
terdekat Freud dan anggota lingkaran koleganya, tetapi pertemanan mereka
berakhir dalam pertengkaran tentang ketidaksadaran. Menurut Jung, di samping
ketidaksadaran individual, manusia memiliki ketidaksadaran kolektif yang
mencakup ingatan universal, simbol-simbol, gambaran tertentu, dan tema-tema
yang disebutya sebagai arketipe.
3. Faktor-faktor penentu kepribadian
a. Faktor keturunan
Keturunan merujuk pada faktor genetis seorang
individu.Tinggi fisik, bentuk wajah, gender, temperamen, komposisi otot dan
refleks, tingkat energi dan irama biologis adalah karakteristik yang pada
umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial, dipengaruhi oleh
siapa orang tua dari individu tersebut, yaitu komposisi biologis, psikologis,
dan psikologis bawaan dari individu.
Terdapat tiga dasar penelitian yang berbeda yang
memberikan sejumlah kredibilitas terhadap argumen bahwa faktor keturunan
memiliki peran penting dalam menentukan kepribadian seseorang. Dasar pertama
berfokus pada penyokong genetis dari perilaku dan temperamen anak-anak. Dasar
kedua berfokus pada anak-anak kembar yang dipisahkan sejak lahir. Dasar ketiga
meneliti konsistensi kepuasan kerja dari waktu ke waktu dan dalam berbagai
situasi.
b. Faktor lingkungan
Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar
terhadap pembentukan karakter adalah lingkungan di mana seseorang tumbuh dan
dibesarkan; norma dalam keluarga, teman, dan kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh
lain yang seorang manusia dapat alami.
4. Sifat-sifat kepribadian
Berbagai penelitian awal mengenai struktur
kepribadian berkisar di seputar upaya untuk mengidentifikasikan dan menamai
karakteristik permanen yang menjelaskan perilaku individu seseorang. Karakteristik yang umumnya melekat
dalam diri seorang individu adalah malu, agresif, patuh, malas, ambisius,
setia, dan takut.
Karakteristik-karakteristik tersebut jika ditunjukkan dalam berbagai
situasi, disebut sifat-sifat kepribadian. Sifat kepribadian menjadi suatu hal
yang mendapat perhatian cukup besar karena para peneliti telah lama meyakini
bahwa sifat-sifat kepribadian dapat membantu proses seleksi karyawan,
menyesuaikan bidang pekerjaan dengan individu, dan memandu keputusan
pengembangan karier.
kebudayaan
dan Kepribadian
Menurut Horton
(1982),Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan temparmen
seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan tempramen itu akan terwujud dalam
tindakan seseorang jika di hadapan pada situasi tertentu. Setiap orang
mempunyai kecenderungan prilaku yang baku, atau pola dan konsisten, sehingga
menjadi ciri khas pribadinya.
Kebudayaan Barat.
Unsur
kebudayaan yang juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan
kepribadian bangsa indonesia adalah kebudayaan Barat. Awal kebudayaan Barat
masuk ke negara Indonesia ketika terjadi penjajahan, terutama bangsa Belanda.
Mulai dari penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan
berlanjut dengan pemerintahan kolonialisme Belanda, Indonesia telah dijajah
selama 350 tahun. Dipusat kekuasaan pemerintahan Belanda, dikota-kota propinsi,
kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan gaya arsitektur Barat. Dalam kurun
waktu itu juga, dikota-kota pusat pemerintahan terutama di Jawa, Sulawesi
Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial. Lapisan Sosial pertama,
terdiri dari kaum buruh dari berbagai lapangan pekerjaan. Lapisan kedua, adalah
kaum pegawai. Dalam lapisan sosial kedua inilah pendidikan Barat di
sekolah-sekolah dan kemampuan dan kemahiran berbahasa Belanda menjadi syarat
utama untuk mencapai kenaikan kelas sosial.
Akhirnya masih harus disebut pengaruh kebudayaan Eropa yang masuk juga kedalam kebudayaan Indonesia, ialah agama katolik dan agama kristen protestan. Agama-agama biasanya disiarkan dengan sengaja oleh organisasi-organisasi penyiran agama (missie untuk agama katolik dan zending untuk agama protestan) yang semuanya bersifat swasta. Penyiaran dilakukan terutama di daerah-daerah dengan penduduk yang belum pernah mengalami pengaruh agama hindu, budha, dan islam. daerah-daerah itu misalnya Irian Jaya, Maluku Tengah dan Selatan, Sulawesi Utara dan Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan pedalaman kalimantan.
Akhirnya masih harus disebut pengaruh kebudayaan Eropa yang masuk juga kedalam kebudayaan Indonesia, ialah agama katolik dan agama kristen protestan. Agama-agama biasanya disiarkan dengan sengaja oleh organisasi-organisasi penyiran agama (missie untuk agama katolik dan zending untuk agama protestan) yang semuanya bersifat swasta. Penyiaran dilakukan terutama di daerah-daerah dengan penduduk yang belum pernah mengalami pengaruh agama hindu, budha, dan islam. daerah-daerah itu misalnya Irian Jaya, Maluku Tengah dan Selatan, Sulawesi Utara dan Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan pedalaman kalimantan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar